PemerintahanPertanian

Pemkab Bojonegoro Revitalisasi dan Pembangunan Embung dalam Mendukung Ketahanan Pangan

liputanbojonegoro637
×

Pemkab Bojonegoro Revitalisasi dan Pembangunan Embung dalam Mendukung Ketahanan Pangan

Sebarkan artikel ini
D8e27070 f940 4707 bcac 4ea474338ecd

BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terus mengambil langkah signifikan dalam upaya memperkuat ketahanan air dan pangan daera, Tindakan ini menjadi bagian dari program 100 hari kerja Bupati Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah, Rabu, (30/04/2025) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui revitalisasi dan pembangunan embung.

Embung berfungsi strategis dalam menyediakan cadangan air untuk pertanian, mitigasi banjir, serta mendukung konservasi air. Di wilayah rawan kekeringan, keberadaan embung sangatlah vital. Menurut kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA), Helmy Elisabeth, pemerintah berencana membangun 433 embung hingga tahun 2024, termasuk revitalisasi embung yang telah ada, dengan rincian:

– 180 embung dalam kondisi baik,

– 149 embung mengalami sedimentasi dan akan dinormalisasi.

– 23 embung dalam kondisi rusak, akan diidentifikasi kelayakannya untuk diperbaiki,

– Beberapa embung kering dan tidak berfungsi optimal sebagai penampungan air.

Untuk tahun 2025, terdapat 28 usulan pembangunan dan revitalisasi embung yang telah diverifikasi dan diprioritaskan sebagai berikut:

Untuk tahun 2025, pemerintah telah mengusulkan pembangunan dan revitalisasi di 28 lokasi dengan beberapa titik sebagai berikut:

Pembangunan embung baru di 7 titik lokasi:

1. Desa Mlinjeng (Kec. Sumberrejo),

2. 2 Titik Desa Duwel (Kec. Kedungadem)

3. Desa Kedungadem (Kec. Kedungadem)

4. Desa Ngaglik (Kec. Kasiman)

5. Desa Banjarjo (Kec. Padangan)

6. Desa Ngasem (Kec. Ngase

Revitalisasi embung di 16 titik lokasi:

1. Desa Gayam (Kec. Gayam)

2. Desa Sumbergede (Kec. Kepohbaru).

3. Desa Kedungadem (Kec. Kedungadem)

4. Desa Kauman (Kec. Baureno)

5. Desa Pajeng (Kec. Gondang)

6. Desa Teleng (Kec. Sumberrejo)

7. Desa Sumberwangi (Kec. Kantor)

8. Desa Wotan (Kec. Sumberrejo)

9. Desa Gading (Kec. Tambakrejo)

10. Desa Nganti, dua titik (Kec. Ngraho)

11. Desa Nduwel (Kec. Kedungadem)

12. Desa Ngaglik (Kec. Kasiman)

13. Desa Sendangharjo (Kec. Ngasem)

14. Desa Wotanngare (Kec. Kalitidu)

15. Desa Pomahan (Kec. Baureno) dan

16. Desa Megale (Kec. Kedungadem).

Menurut Wakil Bupati Nurul Azizah, peningkatan infrastruktur ini adalah langkah penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian, yang kini berada di posisi tiga produktivitas di Jawa Timur.

Melalui penandatanganan kerjasama dengan kepala desa, diharapkan realisasi pembangunan embung dapat berjalan lancar dan terkoordinasi dengan baik.

Upaya ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk memastikan ketersediaan air bagi petani, yang merupakan prioritas utama bagi pemerintah daerah.