Liputanbojonegoro.com, Bojonegoro – Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dalam menanggulangi kemiskinan menunjukkan hasil yang nyata. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bojonegoro, angka kemiskinan di wilayah ini kembali menurun.
Per September 2025, persentase penduduk miskin Bojonegoro tercatat sebesar 11,49%, turun dari 11,69% pada tahun 2024. Penurunan ini setara dengan berkurangnya 2.430 jiwa penduduk miskin dalam periode 2024 hingga September 2025. Secara total, jumlah penduduk miskin Bojonegoro kini menjadi 144.900 jiwa, menunjukkan perbaikan signifikan dari tahun 2023 yang masih di angka 12,18% (153.250 jiwa).
Capaian positif ini didorong oleh implementasi program-program strategis yang digagas oleh Bupati Bojonegoro Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah, dengan fokus utama pada peningkatan pendapatan dan penguatan infrastruktur.
1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Program stimulan jangka pendek dan menengah yang terbukti efektif dalam mendongkrak ekonomi keluarga rentan meliputi:
• Gerakan Beternak Ayam Petelur Mandiri (GAYATRI): Program ini menargetkan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan telah terbukti berhasil. Pada tahap awal APBD 2025, program ini menyasar 400 KPM dan akan diperluas melalui P-APBD 2025. Data riil menunjukkan bahwa 70 hingga 90% penerima manfaat sudah berhasil berproduksi, menghasilkan keuntungan bulanan antara Rp500 ribu hingga Rp700 ribu per keluarga, yang diharapkan mampu mengeluarkan mereka dari garis kemiskinan.
• Kolam Lele Keluarga (KOLEGA): Program perikanan ini menyasar 415 KPM di tahun 2025 dan akan dilanjutkan pada tahun 2026 dengan target tambahan 335 KPM, sehingga total stimulan mencapai 750 KPM dalam dua tahun.
• Domba Kesejahteraan: Program ternak ini telah dimulai sejak tahun 2023. Hingga saat ini, sebanyak 1.320 KK telah menerima total 2.640 ekor domba (1.320 pasang). Jumlah ternak ini bahkan telah berkembang menjadi 3.070 ekor, menunjukkan keberlanjutan program dalam meningkatkan aset ekonomi masyarakat.
2. Fokus Jangka Panjang: Pendidikan dan Infrastruktur
Selain program stimulan ekonomi, Pemkab Bojonegoro juga menjalankan investasi jangka panjang melalui pendidikan dan pemerataan pembangunan:
• Beasiswa Prestasi: Program beasiswa terus digulirkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pada tahun 2025, program ini mencakup:
• Beasiswa Scientist Tahap 1a (270 penerima) dan Tahap 1b lanjutan/baru.
• Sepuluh Sarjana per Desa Tahap 1a (1.978 penerima) dan Tahap 1b lanjutan/baru.
• Rencana Tahap 2a mencakup 287 penerima Beasiswa Scientist dan 2.633 penerima Sepuluh Sarjana per Desa.
• Pembangunan Infrastruktur: Untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah dan mendukung aktivitas ekonomi, Pemkab Bojonegoro mengalokasikan anggaran sebesar Rp757 miliar untuk pembangunan yang langsung menyasar ke desa melalui Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD).
Secara keseluruhan, Pemkab Bojonegoro mengadopsi empat strategi utama yang terintegrasi untuk mencapai target penurunan kemiskinan yang berkelanjutan:
1. Pengurangan Beban Pengeluaran masyarakat miskin.
2. Peningkatan Kemampuan dan Pendapatan masyarakat miskin.
3. Pengurangan Kantong Kemiskinan (fokus pada wilayah dengan kemiskinan tinggi).
4. Sinergi Kebijakan Program lintas sektor dalam penanggulangan kemiskinan.
Penurunan angka kemiskinan dari 11,69% menjadi 11,49% pada tahun 2025 membuktikan bahwa kombinasi program pemberdayaan ekonomi dan investasi jangka panjang merupakan kunci keberhasilan dalam upaya Pemkab Bojonegoro mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara merata.

 
							




