Bojonegoro, Liputanbojonegoro.com-
Dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke- 79 Tentara Nasional Indonesia atau TNI, beragam pusaka seperti keris, tombak dan pedang dipamerkan di Balai Desa Batokan Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro.
Ratusan pengunjung sangat antusias melihat sejumlah pusaka yang dipamerkan dalam kegiatan yang dihelat selama dua hari Sabtu dan Minggu, 19 dan 20 Oktober 2024. Selain untuk memamerkan koleksi pusaka, acara ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan budaya leluhur.
Danramil 0813-12/Kasiman Kapten Cke Agung Ariyanto, Senin (21/10/2024), meyampaikan bahwa pusaka bukan hanya sekadar benda antik, tetapi juga menyimpan nilai-nilai filosofi yang dapat diwariskan kepada generasi mendatang. Ratusan pusaka dari berbagai daerah seperti Cepu, Padangan, Kasiman, Blora, dan Bojonegoro dipamerkan untuk umum.
Selain Yayasan Keraton Djipang dan Kasepuhan Kuwung, juga ada beberapa desa sekitar ikut memamerkan benda pusaka diantaranya Desa Batokan, Besah, dan Desa Tembeling Kecamatan Kasiman. Pameran pusaka tersebut menarik perhatian ratusan pengunjung baik dari kolektor pusaka, seniman hingga masyarakat umum. Para pencinta Tosan Aji ini terpuaskan, dengan digelarnya pusaka yang selama ini hanya tersimpan.
Danramil 0813-12/Kasiman juga menegaskan, pameran tersebut bukan hanya untuk memamerkan benda-benda bersejarah. “Tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya merawat dan melestarikan pusaka sebagai bagian dari warisan budaya bangsa,” kata Kapten Cke Agung Ariyanto.
Pameran benda pusaka ini juga dirangkai dengan Jagong Budaya yang menghadirkan Empu Rinto Murdomo dari Kendal Jawa Tengah, dan Peneliti Sejarah sekaligus Ketua Komunitas Bumi Budaya dari Blora Jawa Tengah.
Untuk diketahui, Pameran Benda Pusaka ini merupakan hasil kerjasama yang baik antara berbagai pihak termasuk Koramil 0813-12/Kasiman dan Komunitas Bumi Budaya.
Sementara itu Pemerhati Budaya Jawa, Kushariyadi, menyambut baik pameran pusaka tersebut. “Pameran Pusaka ini sebagai sarana edukasi dalam rangka kebangkitan Nusantara,” kata pria asal Kecamatan Padangan.
Pihaknya yang juga menjadi peserta pameran, merupakan perwakilan dari Yayasan Keraton Djipang, dengan membawa serta ratusan koleksi benda pusaka.
Adapun dari Komunitas Kasepuhan Kuwung, memamerkan Pedang Setan milik Dewi Manthili ini bisa disaksikan dengan leluasa oleh pengunjung.
“Pedang Setan ini diperebutkan semua pendekar di Jawa, karena punya keistimewaan untuk pengayoman dan kewibawaan,” ungkap perwakilan Komunitas Kasepuhan Kuwung, Toto Rahardjanto.
Toto mengatakan, warangka Pedang Setan ini bertuliskan huruf Mandarin Kuno. Warangka pedang yang diketemukan di wilayah Purwodadi tersebut terbuat dari Kayu Timongo.
Pedang Setan yang berukuran 1,25 meter itu dipamerkan bersama ratusan pusaka lainnya. “Jika ada pengunjung yang menginginkan, boleh saja. Asal ada kecocokan,” kata pria asal Kelurahan Balun Kecamatan Cepu.
Bersamaan dengan Pedang Setan, pusaka lain yang dipamerkan diantaranya Keris Blarak Sineret Tapak Angin (milik Prabu Siliwangi I), Pedang Perak, Tombak Ombak Segara, Tombak Dua Kepala dan lain-lain.