BOJONEGORO, Liputanbojonegoro – Peringatan Hari Santri Nasional 2024 kembali menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia. Setiap tahunnya, tanggal 22 Oktober menjadi peringatan yang bukan sekadar seremonial, melainkan refleksi terhadap peran santri dalam sejarah perjuangan bangsa dan peranannya dalam membangun masyarakat yang bermartabat. Hari Santri bukan hanya milik kalangan pesantren, tetapi merupakan milik kita semua, termasuk para jurnalis yang berperan sebagai pilar demokrasi dan agen perubahan sosial.
Sebagai jurnalis, ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kehidupan dan karakter seorang santri. Santri, sebagai sosok yang dididik dengan disiplin ilmu agama, memiliki integritas, kejujuran, dan ketekunan. Nilai-nilai ini sangat relevan bagi seorang jurnalis yang diharapkan selalu berpegang teguh pada prinsip kebenaran, etika, dan tanggung jawab dalam setiap informasi yang disampaikan kepada publik.
Santri dikenal sebagai pribadi yang disiplin, ulet, dan memiliki komitmen yang kuat terhadap ajaran agama dan nilai-nilai moral. Mereka belajar untuk hidup sederhana, mandiri, dan penuh rasa tanggung jawab. Hal ini sangat selaras dengan prinsip-prinsip jurnalistik yang mengutamakan kejujuran, keterbukaan, dan keberpihakan pada kebenaran. Seorang jurnalis yang meneladani nilai-nilai ini akan mampu menyajikan berita yang akurat, berimbang, dan tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan pihak tertentu.
Dalam menjalankan tugasnya, seorang jurnalis harus memiliki ketajaman dalam menganalisis fakta dan keberanian untuk menyuarakan kebenaran. Sikap ini juga menjadi ciri khas seorang santri yang selalu berpegang pada prinsip moral, meskipun sering kali harus berhadapan dengan berbagai tantangan dan godaan. Keteguhan dalam mempertahankan nilai-nilai ini menjadi pondasi penting bagi jurnalis dalam menjaga independensi dan profesionalismenya.
Seorang santri diajarkan untuk hidup dalam kesederhanaan dan ketekunan. Mereka tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran akan pentingnya tanggung jawab sosial. Kesederhanaan ini mencerminkan sikap rendah hati, yang seharusnya juga menjadi ciri khas seorang jurnalis. Dalam era digital yang penuh dengan berita sensasional dan klikbait, jurnalis harus tetap memegang teguh prinsip sederhana menyampaikan berita yang benar dan bermanfaat bagi masyarakat.
Ketekunan santri dalam menggali ilmu bisa menjadi inspirasi bagi para jurnalis untuk terus belajar dan mengasah kemampuan. Dunia jurnalistik selalu berkembang, dan seorang jurnalis yang baik harus selalu siap beradaptasi dengan perubahan tersebut. Semangat belajar sepanjang hayat yang dimiliki oleh santri adalah contoh nyata yang bisa diadopsi oleh jurnalis agar tidak mudah puas dengan pencapaian, tetapi terus berusaha memberikan karya yang lebih baik.
Hari Santri Nasional bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga ajakan bagi kita semua, terutama jurnalis, untuk meneladani nilai-nilai luhur santri dalam menjalankan profesi. Jurnalis yang memiliki karakter santri akan mampu membangun budaya informasi yang sehat, memperkuat kontrol sosial, dan berkontribusi dalam menjaga kualitas demokrasi di Indonesia.
Pentingnya integritas dalam profesi jurnalisme semakin terasa di tengah banyaknya hoaks dan disinformasi yang beredar. Seorang jurnalis yang meneladani santri akan selalu memeriksa fakta secara cermat, menyaring informasi yang didapat, dan menolak segala bentuk berita yang tidak berdasar. Dalam hal ini, seorang jurnalis tidak hanya berperan sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai penuntun moral bagi masyarakat dalam menentukan sikap dan pandangan mereka.
Hari Santri Nasional 2024 ini seharusnya menjadi momen refleksi bagi seluruh jurnalis di Indonesia. Meneladani santri dalam menjalankan tugas jurnalistik berarti menjunjung tinggi etika, menjaga kejujuran, dan tetap teguh pada prinsip kebenaran. Dengan demikian, jurnalis dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam menjaga integritas profesi, membangun masyarakat yang berpengetahuan, serta memperkuat demokrasi di Indonesia.
Mari kita jadikan Hari Santri sebagai inspirasi untuk terus berkarya dengan dedikasi, semangat, dan komitmen yang tinggi, seperti halnya santri dalam menuntut ilmu dan mengabdi kepada masyarakat.
Oleh: Syamsul Anam, Ketua DPC PJI Bojonegoro