Pemerintahan

Hari Santri Nasional, Warga NU Kedungadem Gelar Apel Kebangsaan

liputanbojonegoro637
×

Hari Santri Nasional, Warga NU Kedungadem Gelar Apel Kebangsaan

Sebarkan artikel ini
4b2b8be2 4ae5 4551 baf6 4de1e60ba02f

Liputanbojonegoro.com, Bojonegoro – Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar Apel Kebangsaan yang meriah dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025. Mengambil tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia,” acara ini diselenggarakan dengan khidmat pada Rabu, (22/10/2025), di Lapangan Dusun Beton, Desa Megale.

Apel Kebangsaan ini dipimpin langsung oleh Camat Kedungadem, Bayudono Margajelita, S.Sos., M.M., dan berhasil menarik ribuan peserta dari beragam lapisan masyarakat. Sejak pagi hari, Lapangan Desa Megale telah dipadati warga yang mengenakan pakaian khas santri, menciptakan suasana penuh kebanggaan bagi keluarga besar NU. Kemeriahan acara dibuka dengan penampilan musik religi dari grup Gema Nada Anstuba Ranting Ansor Tumbrasanom, yang sukses membangkitkan semangat para peserta.

Sejumlah tokoh penting turut hadir, termasuk Forkopimcam Kedungadem, Anggota DPRD Kabupaten Bojonegoro H. Sutikno, S.Pd.I., M.A.P, KH. Syafarun, para ulama se-Kecamatan Kedungadem, Kepala Desa Megale Suraji, tokoh masyarakat, serta seluruh elemen NU seperti Fatayat, Muslimat, Banser, Linmas, santri, dan masyarakat Nahdliyin dari berbagai desa di Kedungadem.

Dalam sambutannya, H. Sutikno, yang juga menjabat Ketua Badan Kehormatan DPRD dari Fraksi PKB, menyampaikan bahwa peringatan Hari Santri merupakan bentuk apresiasi negara atas kontribusi besar kaum santri dalam sejarah dan kemajuan bangsa.

“Hari Santri adalah penghargaan pemerintah terhadap santri yang telah banyak berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara. Santri harus berani tampil di depan untuk memimpin negeri,” tegasnya, menyerukan agar santri mengambil peran kepemimpinan yang lebih besar.

Sutikno juga secara khusus menyinggung adanya pandangan negatif terhadap santri di tengah arus digitalisasi. Ia secara lugas mengkritik pemberitaan salah satu media nasional, Trans7, yang dinilai mendiskreditkan kaum santri, dan menekankan perlunya pelurusan informasi tersebut.

Ia mengingatkan bahwa sejarah telah membuktikan peran santri yang sangat besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan. “Sejak masa penjajahan, santri telah menunjukkan kecintaan dan pengorbanannya kepada tanah air. Banyak santri yang berjuang di medan perang, dan kini banyak pula yang menjadi pemimpin di berbagai bidang,” imbuhnya. Ia berharap media lebih bijak dalam memberitakan santri untuk turut memperkuat citra positif yang dikenal berakhlak, berilmu, dan cinta tanah air.

Sementara itu, Ketua Panitia Apel Kebangsaan, H. Lilik, mengungkapkan rasa syukur atas kelancaran dan kesuksesan seluruh rangkaian acara.

“Alhamdulillah acara berjalan lancar, aman, dan sukses. Terima kasih kepada seluruh panitia pelaksana, aparat keamanan, serta semua pihak yang telah mendukung,” ujar H. Lilik.

Ia secara khusus menyampaikan apresiasi kepada seluruh warga Nahdliyin se-Kecamatan Kedungadem atas partisipasi dan semangat yang luar biasa. “Ini bukti nyata bahwa semangat santri masih hidup dan kuat di tengah masyarakat. Semoga semangat ini terus kita jaga untuk kemajuan umat dan bangsa,” pungkasnya.

Apel Kebangsaan ini tidak hanya menjadi perayaan, tetapi juga momentum penting untuk memperkuat semangat kebangsaan dan menegaskan kembali peran strategis santri dalam membangun peradaban bangsa menuju Indonesia yang maju dan beradab.