PemerintahanPendidikan

Kampus Ungu ISTeK ICsada Jalankan Program Kesehatan Mental Bagi Remaja

liputanbojonegoro637
×

Kampus Ungu ISTeK ICsada Jalankan Program Kesehatan Mental Bagi Remaja

Sebarkan artikel ini
B6df528a B159 4c64 A269 708b33207130

BOJONEGORO, Liputanbojonegoro.com – Guna mendukung program Pemkab Bojonegoro, Kampus Ungu ISTeK ICsada Bojonegoro memiliki program Screening Kesehatan Mental bagi remaja, terutama remaja putri. Karena remaja putri ternyata lebih rentan gangguan psikologis salah satunya karena faktor hormonal.

Dokter Spesialis Psikiater RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, Utami Sanjaya menjelaskan, pada semua remaja, rentan terkena gangguan psikologis karena ada hubungannya dengan faktor hormonal dan fase pencarian jati diri.

“Pada remaja putri ada fase mengalami pre-menstrual sindrome atau PMS yang terjadi berhubungan dengan siklus menstruasi sehingga mudah mengalami gangguan mood terkait faktor psikologis,” ujarnya Senin (16/12/2024).

Pencegahannya, lanjut dia, dengan mengajari remaja untuk problem solving dan meningkatkan kualitas hubungan dengan orang tua dan sekitar sebagai support sistem.

“Terkait screening sangat bagus supaya bisa dilakukan deteksi dini gangguan psikologis yang terjadi. Sehingga bisa dilakukan penanganan lebih awal,” katanya.

Pihaknya berharap, para remaja dapat mengenali karakter dan potensi diri, melakukan aktivitas positif, dan meningkatkan kualitas hubungan dengan orangtua maupun dengan orang sekitar.

Terpisah, Ketua LPPM ISTeK ICsada Bojonegoro Ns. Ikha Ardianti, S.Kep., M.Kep menjelaskan, pihaknya mempunyai program Screening Kesehatan yang bertujuan untuk membantu sekolah memahami kondisi kesehatan mental remaja, sekaligus memberikan solusi terhadap permasalahan yang ditemukan.

Program ini juga membuka kesempatan bagi sekolah untuk lebih terlibat dalam upaya preventif terhadap gangguan kesehatan mental. Kampus Ungu menyediakan akses survei berbasis digital yang memungkinkan sekolah memetakan kondisi psikologis secara efektif.

Dari data yang ada, remaja putri lebih rentan gangguan psikologis dibanding remaja putra. Oleh karena itu, sekolah dapat mengembangkan strategi pendampingan, seperti pelatihan keterampilan manajemen stres, konseling individual, hingga penguatan peran BK dalam membantu menghadapi tantangan emosional.

“Berdasarkan studi global, remaja putri memang memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan psikologis dibandingkan laki-laki,” katanya.

Lebih lanjut, melalui program ini, Kampus Ungu tidak hanya berperan sebagai penyelenggara pendidikan tinggi, tetapi juga mitra strategis sekolah dan komunitas dalam mempromosikan pentingnya kesehatan mental di kalangan remaja.

Ke depan, Kampus Ungu berencana memperluas cakupan program ke lebih banyak sekolah dan daerah di sekitar Bojonegoro.

“Dengan kolaborasi yang berkelanjutan, diharapkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental semakin meningkat, menciptakan generasi muda yang lebih tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan,” ujarnya.