Hukrim

Ketua PJI Bojonegoro Mengecam Tindakan Oknum LSM Yang Kena OTT

liputanbojonegoro637
×

Ketua PJI Bojonegoro Mengecam Tindakan Oknum LSM Yang Kena OTT

Sebarkan artikel ini
9d6e727a 837d 4a7f Af03 21f1d03075dc

BOJONEGORO, Liputanbojonegoro.com -Ketua DPC Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) Bojonegoro Syamsul Anam, dalam menanggapi skandal pemerasan yang melibatkan dua oknum LSM, menyatakan kecaman keras terhadap tindakan tersebut.

Dirinya menekankan, bahwa praktik pemerasan tidak hanya merusak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga masyarakat sipil, tetapi juga terhadap profesi jurnalis itu sendiri. Dalam pandangannya, tindakan yang dilakukan oleh oknum LSM ini sangat mencoreng citra organisasi yang seharusnya berfokus pada pelayanan publik dan perlindungan hak-hak masyarakat.

Menurut Ketua PJI Bojonegoro, penting bagi semua elemen masyarakat untuk menyikapi isu ini secara kritis. Bukan hanya masyarakat, tetapi juga instansi terkait harus mengambil langkah tegas terhadap tindakan yang mencoreng nama baik LSM dan memengaruhi reputasi jurnalis di Bojonegoro.

“Penegakan hukum yang tegas diperlukan untuk memberikan efek jera kepada pelaku dan menjaga integritas organisasi-organisasi non-pemerintah yang ada, yang bekerja untuk kepentingan masyarakat,” ungkapnya, Jum’at (13/12/2024).

Anam juga berharap agar kejadian seperti ini tidak berulang di masa yang akan datang. Dia menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam setiap kegiatan LSM, yang harus dilakukan agar tidak ada lagi tindakan pemerasan yang merugikan masyarakat. Sebagai bagian dari solusi, ia menyarankan kerjasama antara jurnalis dan LSM yang memiliki reputasi baik untuk bersama-sama memberantas tindakan-tindakan tidak etis yang mengganggu harmoni sosial di Bojonegoro.

“Masyarakat yang biasanya mengandalkan LSM untuk mengawasi pembangunan, mungkin akan mulai mempertanyakan motivasi dan integritas organisasi tersebut,” ucapnya.

Reaksi Ketua PJI ini menjadi sangat penting sebagai langkah awal dalam pemulihan citra LSM dan jurnalis di wilayah tersebut. Melalui langkah-langkah nyata dan kolaborasi, diharapkan kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat, serta membuka jalan menuju penegakan hukum yang lebih baik di Bojonegoro.

Lebih jauh lagi, dampak terhadap sektor media juga tidak dapat diabaikan. Sebagai mitra yang penting dalam menyampaikan informasi dan memperjuangkan transparansi, media berpengaruh besar dalam membentuk narasi publik. Jika kredibilitas media terancam akibat kasus semacam ini, maka akan muncul kesulitan dalam laporan berita yang akurat dan berimbang, yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

“Oleh karena itu, penting untuk menumbuhkan kesadaran akan integritas dan akuntabilitas dalam setiap organisasi, termasuk LSM dan media. Pengawasan yang lebih ketat dan transparansi dalam operasi lembaga harus dijadikan prioritas, sehingga kasus serupa dapat dicegah di masa depan,” tegasnya.

Kasus pemerasan yang melibatkan oknum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Bojonegoro memiliki konsekuensi