BOJONEGORO, Liputanbojonegoro.com – Dikalangan mahasiswa, praktik langsung terjun didunia lapangan menjadi tantangan dan belajar pengalaman tersendiri. hal ini yang dialami oleh mahasiswa STITMUBO (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Bojonegoro), belajar praktik membatik di Desa Sambiroto Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro, kamis (07/11/2024)
Mereka bukan hanya datang untuk belajar, tapi untuk merasakan langsung bagaimana dunia batik menyentuh kehidupan sehari-hari. Ini adalah momen di mana Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) STIT Muhammadiyah Bojonegoro mencoba menghidupkan semangat entrepreneurship di kalangan anak muda mereka.
Dengan tema “Internalisasi Edupreneurship Mahasiswa Berbasis Praktik,” acara ini diharapkan bisa membakar semangat kewirausahaan di hati setiap mahasiswa.
Ketua Kelompok Batik Sambiroto, Mulyani menyampaikan bahwa bukan hanya memberikan materi, tapi juga menginspirasi dan menceritakan lika liku perjalanan usahanya, mulai dari awal merintis hingga saat ini.
“dari cara menciptakan pola batik, memilih kain yang tepat, sampai bagaimana cara menjaga warna batik agar tetap cerah, semua disampaikan dengan penuh kehangatan dan kesabaran dari hati” tambahnya
Dosen pengampu mata kuliah edupreneurship, yang akrap disapa dengan bu yanti, menjelaskan pentingnya mahasiswa untuk tidak hanya menguasai teori, tapi juga menguasai praktik dalam dunia bisnis dan pendidikan.
Bu yanti juga menambahkan dari sharing praktek edupreneur membatik hari ini, mahasiswa mendapatkan banyak hal yang mana nanti dapat dipraktekkan dalam pembelajaran di anak usia dini
“contohnya kegiatan membatik dengan teknik ecoprint pounding yang bisa diambil dari bahan alam atau dedaunan yang ada disekitar kita” imbuhnya
“acara ini tidak sekadar tentang membatik. ini adalah tentang bagaimana pendidikan bisa hidup melalui praktek dan kreativitas. dengan ini, mereka bisa mengajarkan anak-anak tentang seni, budaya, dan kewirausahaan” tambahnya
Lutfia, salah satu mahasiwa praktik menambahkan jika tadi saat praktek mewarnai sempat khawatir takut belepotan, ternyata warnanya bisa seperti timbul dan tetap ada didalam pola serta tidak belepotan, sehingga hasilnya jadi bagus
Ulimah, dari mahasiswa juga menambahkan jika acara tersebut sangat seru dan banyak tukar pengalaman, mulai dari orangnya yang ramah-ramah, dan baik.
“sehingga teman-teman bisa banyak belajar. teknik membatik, mulai dari mencanting, mewarna, mengecap dan juga eco print” ucapnya.
Acara ini menutup dengan cerita-cerita tentang bagaimana setiap mahasiswa membawa pulang bukan hanya kain batik, tapi juga semangat untuk mengimplementasikan apa yang mereka pelajari ke dalam dunia pendidikan anak usia dini.
Di Kampus Stitmubo, wirausaha dan pendidikan bertemu dalam sebuah cerita yang penuh warna, harapan, dan inspirasi.