Pemerintahan

Malam Tasyakuran Puncak HJB ke-348, Bojonegoro Serukan Semangat Sinergi dan Gotong Royong

liputanbojonegoro637
×

Malam Tasyakuran Puncak HJB ke-348, Bojonegoro Serukan Semangat Sinergi dan Gotong Royong

Sebarkan artikel ini
34cae7cc 7764 4f93 bc86 c8bdae404cca

Liputanbojonegoro.com, Bojonegoro — Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menggelar malam tasyakuran dalam rangka peringatan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348 tahun di Pendopo Malowopati pada Minggu malam, (19/10/2025). Acara yang berlangsung khidmat, sederhana, namun kaya makna ini dihadiri oleh jajaran petinggi daerah, termasuk Bupati Setyo Wahono, Wakil Bupati Nurul Azizah, unsur Forkopimda, kepala perangkat daerah, camat, hingga tokoh masyarakat.

Rangkaian acara diawali dengan prosesi sakral penyemayaman api abadi, yang menjadi simbol semangat perjuangan dan persatuan masyarakat Bojonegoro yang tak pernah padam. Api ini sebelumnya diarak dari Kecamatan Ngasem dan diserahkan secara berjenjang—dari Camat Ngasem Iwan Sopian, kepada Camat Bojonegoro Mochlisin Andi Irawan, hingga diterima oleh Ketua DPRD Abdullah Umar, dan terakhir diserahkan kepada Bupati Bojonegoro. Prosesi ini melambangkan kesinambungan semangat dari generasi pendahulu ke generasi penerus.

Sebagai wujud rasa syukur dan kepedulian sosial, acara dilanjutkan dengan penyerahan santunan dan tali asih kepada sejumlah anak yatim dan kaum dhuafa. Momen ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk berbagi keberkahan dengan elemen masyarakat yang membutuhkan.

Nuansa kebersamaan dan toleransi tercermin jelas melalui sesi doa lintas agama yang dipimpin oleh tokoh dari berbagai keyakinan. Doa bersama ini menjadi representasi harmonisasi dan persaudaraan masyarakat Bojonegoro.

Dalam sambutannya, Bupati Setyo Wahono menyoroti tema HJB ke-348, yaitu “Bersinergi untuk Bojonegoro Mandiri.” Bupati Wahono menegaskan bahwa tema tersebut adalah cerminan dari karakteristik sejati masyarakat Bojonegoro, yang menjunjung tinggi kebersamaan, gotong royong, dan kekeluargaan.

“Sinergi melambangkan kebersamaan, melambangkan kegotongroyongan, melambangkan adat istiadat, dan melambangkan bahwa Bojonegoro adalah milik kita semua,” ujar Bupati.

Ia menekankan bahwa setelah 348 tahun, semangat dan perjuangan harus terus dinyalakan. Bupati Wahono mengajak seluruh komponen masyarakat untuk terus memelihara budaya gotong royong yang diwariskan leluhur agar Bojonegoro dapat tumbuh menjadi daerah yang mandiri, berdaya, dan berkepribadian kuat.

Malam tasyakuran ditutup dengan prosesi hastungkoro dan pemotongan tumpeng, dilanjutkan dengan ramah tamah. Momen puncak ini menjadi penutup ungkapan syukur dan harapan agar Bojonegoro senantiasa maju serta masyarakatnya hidup dalam kesejahteraan dan kebersamaan. (Prokopim)