Liputanbojonegoro.com Bojonegoro — Memasuki musim hujan, petani dan pegiat agrikultur memiliki kesempatan emas untuk menanam jagung. Dengan curah air yang melimpah, kondisi ini sangat mendukung pertumbuhan optimal. Kunci keberhasilan terletak pada persiapan yang matang dan perawatan yang teratur.
Persiapan Tanam yang Menentukan Hasil
Langkah awal yang paling krusial adalah menyiapkan lahan. Tanah perlu digemburkan hingga kedalaman 30 cm untuk memastikan akar dapat berkembang dengan baik. Pembersihan gulma dan sisa tanaman sebelumnya sangat penting agar tidak ada persaingan nutrisi. Perhatikan pula keasaman tanah; jika terlalu rendah, lakukan pengapuran sebulan sebelum tanam.
Untuk hasil terbaik, gunakan benih jagung hibrida yang berkualitas. Tanam benih pada kedalaman 3-5 cm dengan jarak ideal 75 cm antar baris dan 25 cm antar benih. Setelah ditanam, pastikan tanah tetap lembab. Benih biasanya akan mulai tumbuh dalam waktu satu hingga dua minggu.
Fase Perawatan Intensif
Setelah benih tumbuh, perawatan menjadi rutinitas wajib. Lakukan penyulaman atau penggantian benih yang gagal tumbuh agar seluruh tanaman seragam. Penyiangan gulma harus dilakukan secara berkala, terutama di awal pertumbuhan.
Pemupukan susulan sangat dianjurkan pada usia 15 dan 35 hari setelah tanam. Meskipun musim hujan, perhatikan kondisi air agar tidak menggenang di lahan. Waspadai juga hama seperti ulat dan tikus. Gunakan pengendalian hama yang aman bagi lingkungan.
Saatnya Panen Tiba
Waktu panen jagung berbeda, tergantung varietasnya. Jagung manis umumnya bisa dipanen lebih cepat, sekitar 60-75 hari. Sementara itu, jagung pipil biasanya siap dipetik pada usia 90-110 hari.
Ciri-ciri jagung siap panen adalah rambutnya yang sudah mengering dan berubah warna menjadi coklat tua. Biji jagung akan terlihat padat dan berwarna cerah. Panen dilakukan dengan mematahkan tongkol jagung dari batangnya. Dengan cara ini, diharapkan petani dapat memperoleh panen jagung yang melimpah.
