Desa

Pemkab Bojonegoro Ajak Warga Jaga Kesehatan Mental Remaja

liputanbojonegoro637
×

Pemkab Bojonegoro Ajak Warga Jaga Kesehatan Mental Remaja

Sebarkan artikel ini
Fb Img 1725101365655

BOJONEGORO – Menjaga kesehatan mental sangat penting bagi remaja agar bisa bahagia dan berpikir positif tentang diri sendiri. Tema kesehatan mental ini dibahas mendalam dalam program SAPA! (Selamat Pagi!) Malowopati FM edisi Jumat (30/8/2024).

Hadir sebagai narasumber dalam program ini adalah dr Menina Vilanova, Sp, KJ. spesialis kedokteran jiwa RSUD Sosodoro Djatikoesoemo dengan ditemani Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Bojonegoro (Dinkes) drg Fajar Respati.

Program ini merupakan hasil kerja sama Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Dinkes Bojonegoro.

Menurut dr Menina, anak yang sehat secara mental dapat memutuskan mana yang benar dan salah, konsekuensi atas perbuatannya, serta dapat mengendalikan emosi dan tahu cara bersosialisasi.

Sedangkan ciri anak yang membutuhkan pertolongan karena kesehatan mental ditandai perilaku menggangu aktivitas orang lain. Selain itu sering membuat masalah dengan orang lain, atau bahkan menyakiti diri sendiri.

“Jadi jika anak remaja sudah membutuhkan pertolongan atau tidak sanggup dan melakukan tindakan berbahaya, emosi kacau hingga perilaku bermasalah, sampai orang lain terganggu, silahkan datang ke orang yang profesional di bidangnya. Seperti psikolog atau psikiater atau dokter umum di fasilitas kesehatan yang tersedia,” tuturnya.

Nantinya, lanjut dr Menina, anak tersebut akan diarahkan konsultasi melalui curhatannya atau ceritanya. Ia juga menuturkan agar remaja yang kesehatan mentalnya terganggu untuk tidak menyakiti diri sendiri sebagai pelampiasan emosi. Hal itu bisa jadi respon dari lingkungannya yang tidak dapat ditanganinya.

Kepribadian atau watak setiap anak merupakan turunan dari orangtuanya. Sehingga orangtua pun juga harus belajar dalam sikap dan emosi saat membimbing tumbuh kembang anak.

“Jadi jika orangtua dulu dididik dengan keras jangan mendidik ke anak dengan keras juga. Karena sebagai orangtua juga harus mengerti ketika anak mengekspresikan emosinya seperti ketika curhat atau ketika sedih menangis. Dan orangtua pun tidak apa-apa konsultasi ke psikiater maupun psikolog mengenai masalah anaknya,” tambahnya.

dr Menina berpesan agar jika terjadi masalah pada kesehatan mental anak, sampaikan kepada yang bersangkutan atau orang terdekat. Bukan memendamnya karena dapat mengakibatkan emosi yang meledak di suatu waktu. Akan tetapi cara penyampaiannya juga harus dengan sadar, realistis, rasional, objektif dan proporsional.

Ia berharap masyarakat, khususnya orangtua, tetap belajar dalam mendidik anak meskipun anak sudah dewasa. Dan bagi anak-anak, jangan memendam masalah sendirian. Lebih baik ceritakan kepada orang terdekat yang dinilai baik agar mendapatkan saran yang baik juga tidak keluar jalur dari yang semestinya. Terutama ceritakan kepada orangtua.

Sementara itu, menurut drg Fajar Respati, bahwa ada keterkaitan antara kesehatan mental dengan pola pikir generasi muda. Dengan talkshow ini, diharapkan bisa men-screening kesehatan jiwa. Jika terdapat tanda-tandanya maka perlu ditindaklanjuti segera, seperti konsultasi sharing untuk tumbuh kembang remaja kedepannya.

Ia juga menjelaskan, Dinkes Bojonegoro telah mengadakan workshop kesehatan jiwa bagi remaja secara rutin dengan mengundang para guru, siswa, kader jiwa dari desa serta puskesmas.

“Ketidakstabilan emosi terjadi pada saat remaja. Maka kita sasar murid SMP dan SMA. Maka dari itu kita harapkan dengan adanya pembahasan ini para guru BK maupun guru di UKS dapat mengenali muridnya secara kesehatan dan mental karena akan mempengaruhi tumbuh kembang anak hingga dewasa,” tuturnya. (Met)