Liputanbojonegoro.com, Bojonegoro – Kabupaten Bojonegoro tak hanya dikenal sebagai penghasil kayu jati berkualitas tinggi, tetapi juga sebagai tempat lahirnya para perajin kreatif yang mampu mengubah limbah kayu menjadi karya seni bernilai tinggi. Kualitas produk lokal Bojonegoro bahkan berhasil menembus pasar internasional.
Ketua Dekranasda Kabupaten Bojonegoro, Cantika Wahono, pada Senin (11/08/2025) melakukan kunjungan kerja ke sentra-sentra kerajinan kayu jati di Kecamatan Padangan dan Kasiman untuk memberikan apresiasi. Kunjungan pertama dilakukan di Tropical Furniture, sebuah usaha yang dimiliki oleh Yuni di Desa Sonorejo, Kecamatan Padangan, yang terkenal dengan mereknya, Kliqkayu.
Yuni menyambut langsung kunjungan Cantika dan mengajaknya berkeliling melihat seluruh proses, mulai dari ruang pamer, produksi, hingga promosi. Berbagai produk kriya kayu yang fungsional dan elegan, seperti peralatan dapur, perabot rumah tangga, dan hiasan dinding, berhasil memukau Cantika. “Cantik-cantik dan manis-manis,” puji Cantika.
Yuni menjelaskan bahwa produk-produknya dibuat dengan memadukan serat alami kayu jati, ketahanan yang tinggi, dan desain modern. Produk-produk ini tak hanya laris di pasar domestik melalui pameran nasional di Bali dan Jakarta, tetapi juga sudah berhasil diekspor ke sejumlah negara di Eropa, seperti Prancis, serta ke Amerika.
“Seperti lampu hias ini, dari bahan limbah kayu jati yang kami olah menjadi lampu hias bernilai tinggi, kami ekspor ke Prancis,” ujar Yuni.
Kunjungan dilanjutkan ke sentra kerajinan kayu jati di Batokan, Kecamatan Kasiman. Destinasi terakhir adalah galeri Grandis Home milik Nesya Anggi. Anggi memulai usahanya pada 2015, fokus pada kerajinan kayu dengan sentuhan warna-warna pastel yang dipasarkan secara lokal melalui media sosial.
Pada 2019, usahanya mulai merambah pasar ekspor. Produk Grandis Home kini telah menembus pasar global, termasuk Belanda, Spanyol, Korea Selatan, dan Afrika. Anggi mengungkapkan, omzet usahanya pernah mencapai Rp400 juta dalam sebulan, meski di masa terendah sempat berada di angka Rp30 juta.
Cantika Wahono menyatakan bahwa keberhasilan para perajin Bojonegoro menembus pasar ekspor adalah sebuah motivasi dan inspirasi bagi semua pihak. Hal ini menunjukkan bahwa produk lokal unggulan Kabupaten Bojonegoro memiliki daya saing tinggi dan mampu bersaing di kancah global. (Prokopim)