BudayaPemerintahan

Purnama Sastra Bojonegoro Edisi ke-70: Bunda Cantika Bacakan Puisi Cinta Tanah Kelahiran

liputanbojonegoro637
×

Purnama Sastra Bojonegoro Edisi ke-70: Bunda Cantika Bacakan Puisi Cinta Tanah Kelahiran

Sebarkan artikel ini
38f41b5a 0bbf 40be ae40 8e362a973253

BOJONEGORO – Gelaran rutin Purnama Sastra Bojonegoro kembali hadir dalam edisi ke-70 di Taman Rajekwesi pada Sabtu malam (14/6/202). Acara ini mengusung semangat pelestarian seni dan sastra lokal dengan pertunjukan puisi, geguritan, macapat, musik etnik, dan monolog dalam suasana hangat dan penuh apresiasi.

Ketua Dekranasda Kabupaten Bojonegoro, Hj. Cantika Wahono, menegaskan pentingnya ruang ekspresi budaya sebagai bagian dari upaya merawat identitas daerah sekaligus memperkuat jati diri generasi muda. Ia juga membacakan puisi karyanya sendiri berjudul

“Bojonegoro: Di Dadamu Kami Pulang”, yang menyuarakan kecintaan mendalam terhadap tanah kelahiran.

Isi lengkap Puisi “Bojonegoro: Di Dadamu Kami Pulang

Oleh Hj. Cantika Wahono

Di lekuk tenang Bengawan Solo yang berbisik, aku lahir dari tanah penuh sabar dan kasih, Bojonegoro — bukan sekadar nama di peta, tapi pelukan ibu yang mengandung cahaya.

Riang langkahmu di pelataran sunyi, namun dalam dadamu gemuruh mimpi, kau sembunyikan emas hitam dari perut bumi, membisikkan rahasia kemakmuran dalam hening abadi.

Minyakmu bukan sekadar berkah alam, tapi juga harapan yang tak lekang oleh zaman, membawa asa dalam pelita malam, menyalakan mimpi anak-anak yang sederhana namun dalam.

Semilirmu menari di lembut lekuk perbukitan, menyimpan jejak leluhur dalam kisah dan tembang, di tiap gores batik, di setiap irama sandur, terpatri bijak kearifan yang diwariskan lintas generasi.

Khayangan Api menjaga nyala sejarah yang tak padam, ada sejarah hidup di perut Teksas Wonocolo yang diam, ada cinta di mata petani yang tak pernah lelah, dan ada bangga di dada tiap anak yang pulang membawa salam.

Bojonegoro — kau bukan sekadar kota kecil di ujung mata angin, kau adalah puisi panjang yang ditulis bumi dengan tinta minyak, air, dan kasih para abdi.

Kami mencintaimu bukan karena kau sempurna, tapi karena dalam segala sederhanamu, kau ajarkan makna bahagia yang sesungguhnya: mencintai akar, memeluk warisan, dan menumbuhkan harapan.

Bojonegoro, engkaulah rumah yang tak pernah lupa bagaimana caranya memelihara jiwa.

Selain pembacaan puisi tersebut, acara juga dimeriahkan oleh penampilan musik oklik dari Sanggar Penta Iswara SMPN 5 Bojonegoro. Sejumlah seniman dan sastrawan lintas generasi turut hadir dan tampil, di antaranya Suyanto MYK, Burhanudin Joe, Agus Sighro Budiono, Eko Peye, Yuli Sedeng, Ariyoko, serta para pegiat seni dan literasi lokal lainnya.

Dengan tema besar “Merawat Aksara, Menyemai Rasa”, Purnama Sastra Bojonegoro terus menjadi ruang ekspresi dan pertemuan kreatif warga Bojonegoro yang cinta pada seni, budaya, dan tanah kelahiran.