YOGYAKARTA – Catur Sagatra 2024 yang digelar di Museum Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta, Sabtu (3/8/2024), menjadi momen istimewa yang menghadirkan keindahan dan makna mendalam dari warisan budaya Jawa.
Acara ini menampilkan tarian klasik yang dibawakan oleh para penari dari empat praja Dinasti Mataram Islam, yaitu Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Pura Mangkunegaran Surakarta, dan Pura Pakualaman Yogyakarta.
Tarian yang dipentaskan seperti Beksan Jayenglaga, Wireng Wira Iswara, Srimpi Suralaksana, dan Beksan Inum, bukan hanya sekadar tarian, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur seperti kesopanan, keindahan, dan keharmonisan.
Melalui tarian-tarian ini, penonton diajak untuk merenungkan kembali akar budaya Jawa dan pentingnya menjaga kelestariannya.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menyampaikan bahwa Catur Sagatra merupakan upaya untuk mengenalkan keempat penerus Mataram kepada masyarakat luas.
“Selain sebagai pusat pengembangan budaya, acara ini juga menjadi wadah bagi keempat keraton untuk menjaga dan melestarikan budaya yang diwariskan leluhur,” ujarnya.
Putra Mahkota Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram terlihat menghadiri gelaran Catur Sagatra 2024 tersebut.
Kedatangan KGPAA. Hamangkunegoro di acara yang bertemakan “Mahadiwara Prajasena Dinasti Mataram” itu, tampak bersama putri SISKS. Pakoe Boewono XIII, GRAy. Putri Purnaningrum dan suami KRA.Rizki Baruna Ajidiningrat, kakak perempuan SISKS. Pakoe Boewono XIII, GKR. Alit, dan sejumlah adik SISKS. Pakoe Boewono XIII, serta kerabat Kraton Surakarta yang lain.
Wireng Wira Iswara yang ditampilkan oleh Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat merupakan bentuk Beksan Wireng baru Yasan Dalem Sampean Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwono XIII.
Tarian ini diilhami dari “Wulang Dalem PB IX” yang dituangkan dalam “Serat Wira Iswara”. Nama “Wira Iswara” sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “raja pemberani”, menggambarkan ajaran luhur dari seorang raja pemberani yang ditujukan kepada para pemuda, khususnya putra dan putri dalem.
Catur Sagatra 2024 mengusung tema “Mahadiwara Prajasena Dinasti Mataram”. Acara yang berlangsung selama dua hari, 2-3 Agustus 2024, di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, ini menyajikan perpaduan unik antara seni pertunjukan dan pameran yang mengangkat kisah kepahlawanan para prajurit Mataram.
Tahun ini, Catur Sagatra tidak hanya menjadi ajang silaturahmi antar keraton, tetapi juga menjadi momen penting dalam melestarikan warisan budaya Jawa.
Konsep Catur Sagatra yang mengacu pada kosmologi Jawa menyimbolkan kesatuan dan keseimbangan. Melalui perhelatan ini, keempat dinasti Mataram diharapkan semakin erat menjalin hubungan dan bersama-sama melestarikan warisan leluhur, menjaga kebudayaan yang telah diwariskan secara turun-temurun. (Red)