Liputanbojonegoro.com, Bojonegoro – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menunjukkan komitmen serius dalam memajukan sektor ekonomi kreatif (ekraf). Hari ini, Senin (13/10/2025), Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, secara resmi membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Ekonomi Kreatif dan mengukuhkan anggota Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Kabupaten Bojonegoro. Acara bersejarah ini digelar di Ruang Angling Dharmo, Kantor Pemkab Bojonegoro.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bojonegoro ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem kreatif daerah. Kepala Disbudpar, Welly Fritama, SSTP, dalam laporannya menyebutkan bahwa Bimtek bertujuan memberi motivasi, penguatan kelembagaan, serta peningkatan kapabilitas bagi para pelaku ekraf lokal.
“Melalui Bimtek ini, kami ingin mendorong pelaku ekraf agar mampu menghasilkan produk dan jasa bernilai ekonomi tinggi yang didukung oleh kreativitas, ide, dan pengetahuan,” jelas Welly Fritama.
Ia juga berharap program ini dapat memperkuat ekosistem yang mendorong inovasi, meningkatkan kualitas produk lokal, dan menumbuhkan kemandirian berwirausaha di kalangan pelaku ekraf.
Bimtek Ekonomi Kreatif tahun ini diikuti oleh total 150 peserta yang merupakan warga Bojonegoro berusia 17 hingga 35 tahun. Mereka terpilih karena memiliki minat dan komitmen kuat pada lima sektor unggulan, yaitu:
• Kriya (30 peserta)
• Pengembangan Permainan (Game) (30 peserta)
• Penulisan Naskah Film (30 peserta)
• Packaging Produk (30 peserta)
• Barista (30 peserta)
Selain Bimtek, fokus utama acara hari ini adalah pengukuhan Komite Ekonomi Kreatif (KEK). Lembaga non-struktural ini dibentuk berdasarkan SK Bupati Nomor 188/320/KEP/402.013/2025. KEK memiliki peran strategis sebagai jembatan sinergi antara pemerintah dan pelaku ekraf, pemberi masukan kebijakan, serta ex-officio pengelola Bojonegoro Creative Hub (BCH)—ruang kolaborasi utama bagi komunitas kreatif.
Dalam arahannya, Bupati Setyo Wahono menekankan bahwa BCH dan KEK harus menjadi wadah murni untuk tumbuhnya kreativitas, kolaborasi, dan inovasi, bukan sekadar simbol.
“Saya tegaskan, BCH harus jadi alat untuk berkreativitas, bukan alat politik. Teman-teman KEK yang dikukuhkan harus menjadi motor semangat bagi generasi muda untuk membangun lapangan kerja dan menggerakkan ekonomi kreatif Bojonegoro,” tegas Bupati.
Lebih lanjut, Bupati menekankan bahwa di era digital, skill, ide, kemampuan komunikasi, dan leadership adalah modal utama yang tidak bisa digantikan mesin. Beliau juga mengingatkan pentingnya memahami selera pasar, memperkuat produk lokal melalui storytelling, dan memanfaatkan teknologi untuk membangkitkan ekonomi daerah.
Melalui Bimtek dan pengukuhan KEK ini, Pemkab Bojonegoro menargetkan lahirnya pelaku kreatif yang mandiri, inovatif, dan berdaya saing global. KEK bersama BCH diharapkan menjadi roh pembangunan ekonomi Bojonegoro di masa depan, mendorong kabupaten ini menjadi daerah yang kreatif dan produktif. (Prokopim)