Liputanbojonegoro.com, Bojonegoro – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro berkolaborasi dengan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) DPC Bojonegoro menyelenggarakan “Srawung Pangan” pada Selasa (16/9/2025) di Pendopo Kecamatan Tambakrejo. Acara ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan di Bojonegoro, sekaligus mengatasi kerawanan pangan melalui berbagai intervensi.
Dalam acara tersebut, DKPP Bojonegoro memberikan bantuan berupa 20 kg beras dan dua paket olahan pangan kepada 389 keluarga miskin dengan balita di 13 kecamatan prioritas. Selain itu, DKPP juga menyalurkan 1.500 bibit sayuran kepada lima desa, yaitu Desa Napis, Malingmati, Jawik, Ngrancang, dan Turi.
Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, yang mewakili Bupati Setyo Wahono, menjelaskan bahwa ada lima prioritas utama yang sedang dijalankan pemerintah kabupaten. Di antaranya adalah mengurangi kemiskinan dan pengangguran, meningkatkan IPM, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan konektivitas wilayah.
“Banyak program pembangunan fisik, terutama melalui BKKDesa, yang telah dimulai sejak September. Ini diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lokal dan menjadi salah satu upaya dalam mengurangi kemiskinan,” kata Nurul Azizah.
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK, Cantika Wahono, turut menyampaikan bahwa ketahanan pangan adalah pilar penting dalam pembangunan manusia, sama halnya dengan pendidikan dan kesehatan. Ia menyoroti tantangan terkait fluktuasi harga pangan dan pentingnya gizi seimbang.
“TP PKK berkomitmen untuk membantu mengatasi kemiskinan, stunting, dan meningkatkan ekonomi keluarga. Kita harus memutus mata rantai masalah seperti pernikahan dini yang sering kali berujung pada kasus stunting,” tegas Cantika.
Kepala DKPP, Zaenal Fanani, menjelaskan bahwa “Srawung Pangan” kali ini mengusung tema “Bangkit dari Rentan: Pangan Kuat, Generasi Sehat”. Ia berharap kegiatan ini menjadi forum komunikasi yang efektif antara pemerintah dan masyarakat penerima bantuan, serta menjadi langkah nyata Bojonegoro menuju wilayah bebas kerawanan pangan.
Di samping pemberian bantuan, acara ini juga dirangkai dengan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang menghadirkan stan dari berbagai pihak, termasuk Disnakkan, DKPP, Bulog, Forum IKM Jatim (FIJ) Bojonegoro, dan UMKM lokal.
Komoditas yang ditawarkan dalam GPM memiliki harga terjangkau, seperti gula Rp15.000/kg, minyak goreng Rp15.000-Rp17.000, bawang putih Rp14.000 per 0,5 kg, bawang merah Rp11.000 per 0,5 kg, dan cabai Rp3.000 per bungkus.
Antusiasme warga terlihat jelas. Salah satu warga, Ibu Ning, menyatakan, “Harganya lumayan murah, ada selisih seribu sampai dua ribu untuk bawang merah dan bawang putih.”
Agenda GPM selanjutnya dijadwalkan pada 23 September di Kecamatan Kedewan.